5 TEMPAT TERBAIK DI JEPANG UNTUK PENGGEMAR WISATA BUDAYA JEPANG

5 TEMPAT TERBAIK DI JEPANG UNTUK PENGGEMAR WISATA BUDAYA JEPANG

Sejarah Jepang yang panjang dan rumit pastinya menarik untuk disimak, termasuk bagi peserta travel wisata halal ke Jepang. Pastinya, belajar dari buku tidak lebih berkesan ketimbang datang langsung ke lokasi bersejarahnya.

Nah, buat kamu yang tertarik wisata budaya di Negeri Sakura, dan menggemari wisata yang kental dengan atmosfir sejarah, tempat-tempat berikut bisa jadi pilihan.

Kamakura

Kamakura
Kamakura

Ini dia, kota kecil dengan kenangan sejarah yang kuat. Periode Kamakura secara resmi didirikan pada tahun 1192 oleh shogun pertama (pemimpin militer), Minamoto no Yoritomo. Mengunjungi kota kecil ini, dengan sendirinya, adalah cara terbaik untuk merasakan nuansa sejarah, yang masih berbekas di sini.

Bagi peserta wisata halal Jepang keluarga, telusuri keeksotisan Kuil Hasedera. Kuil ini kental dengan nuansa Buddha, yang mana baru mulai berkembang luas di Jepang sejak era Kamakura. Di kuil ini, banyak patung dewa yang dipuji penganut Buddha. Kompleks kuil juga dilengkapi dengan museum kecil, yang terletak di taman indah di sepanjang sisi bukit berhutan.

Museum Samurai

museum samurai jepang
museum samurai jepang

Masih penasaran dengan para samurai? Kalau begitu, telusuri Museum Samurai di distrik Kabukicho Tokyo, Shinjuku. Meskipun biaya masuknya 1.500 Yen, rasanya museum mungil ini bisa memenuhi rasa penasaran dengan sejarah samurai selama kurun waktu 800 tahun—mencakup peran samurai yang berubah secara tragis (dari prajurit elit sampai menjadi petani, pengangguran, bahkan perampok). Penjelasannya pun nggak membosankan! Dengan kata lain, museum ini mampu memperbaiki kesalahpahaman seputar citra para samurai, yang biasanya hanya dari satu sudut pandang saja.

Selain itu, kamu bisa mencoba berbagai peralatan samurai asli, seperti pelindung tubuh, helm, dan tentunya koleksi pedang yang mengagumkan.

Shinjuku

Shinjuku Station
Shinjuku Station

Rumah bagi stasiun kereta tersibuk di dunia, sekaligus salah satu distrik belanja, hiburan, dan kehidupan malam di Tokyo. Yang mungkin peserta wisata halal Jepang keluarga tidak ketahui, Shinjuku memiliki sejarah modern yang kaya sebagai rumah bagi radikalisme politik. Sepanjang tahun 60-an dan awal 70-an, Shinjuku adalah sarang dari para pembangkang politik, yang kerap menggunakan lagu sebagai media protes pada pemerintah. Puncaknya terjadi dalam kerusuhan pada rentang tahun 1968-1969, dipicu oleh demonstrasi perang anti-Vietnam. Otomatis, Shinjuku menjadi saksi bisu sisa-sisa arus perlawanan yang dilahirkan di masa lalu.

Kamu juga bisa mengunjungi Mosakusha, toko buku yang berfungsi juga sebagai perpustakaan. Di sini, kamu bisa menelusuri referensi-referensi berupa pamflet, buletin, dan konten-konten klasik yang berhubungan dengan gerakan ideologis. Lelah dengan yang serius? Bisa rehat ke Cafe Lavanderia, sebuah kafe yang dikelola bersama yang dimiliki oleh seorang penulis dan kritikus.

Kuil Yasukini

Kuil Yasukini
Kuil Yasukini

Kuil Shinto ini didedikasikan untuk mereka yang meninggal dalam perang di bawah pemerintahan Kaisar Jepang periode 1867-1951. Di kuil ini juga terdapat situs The Yushukan, sebuah museum militer yang memuat catatan seluruh konflik dari awal Restorasi Meiji hingga akhir Perang Pasifik. Museum ini cukup memukau, terutama bagi mereka yang tertarik dengan masalah dan ideologi politik Jepang tempo dulu.

Hiroshima Peace Memorial Park

Hiroshima Peace Memorial
Hiroshima Peace Memorial

Tak ada yang bisa melupakan pemboman Hiroshima pada tahun 1945. Begitu kuatnya ingatan dan trauma atas kejadian ini, Jepang mendirikan situs khusus untuk mengingat kejadiannya. Untuk itulah Hiroshima Peace Memorial Park didirikan, dan pantas dikunjungi rombongan travel wisata halal ke Jepang. Dirancang oleh Kenzo Tange, mantan praktisi di sekolah Metabolist, taman ini berada di lokasi yang terkena dampak bom, yang sekarang merupakan distrik komersial utama kota. Pusat dari taman ini adalah Kubah Bom-A, yang merupakan sisa-sisa kerangka bangunan yang terdekat dengan pusat ledakan.

Tujuan pendirian taman ini adalah sebagai pengingat akan bahayanya senjata nuklir sekaligus mempromosikan kerjasama dan perdamaian internasional. Pada tahun 1996, taman ini pun terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Sebanyak 53 juta orang setidaknya telah mengunjungi tempat ini, terhitung dari pertama kali dibuka pada tahun 1955. Bangunan ini mendokumentasikan kehidupan rakyat Hiroshima yakni sebelum, ketika, dan usai perang. Juga tentang bahaya nuklir dan kebrutalan perang di masa lalu.[]