Awal Sebuah Do’a

Oleh: Riza Amelia,S.Si.,Apt

Alhamdulillaah Allah Subhanahu Wa Ta’ala  menakdirkan kami sekeluarga berangkat ke Baitullah pada tanggal 24 November 2017. Tidak disangka memang, walaupun keberangkatan kami sudah diniatkan dan kami tuang dalam secarik kertas yang berjudulkan Resolusi 2017 pada awal tahun lalu, belum terbayang pada awalnya kami akan betul-betul bisa berangkat pada tahun itu. Qodarullah, saya, suami beserta anak kami  Abdullah Syafiq Al Fatih yang usianya 18 bulan saat itu, kami diberikan nikmat kebersamaan bersama anak selama 10 hari lamanya, dan tidak ada kata “penitipan anak” , dimana pada hari biasa karena kami berdua bekerja, maka sehari-harinya kami titipkan anak kami di Day Care atau di rumah orang tua kami.

Dalam perjalanan, Alhamdulillah Syafiq anak kami dipertemukan dengan indahnya Negeri Turki, bisa mellihat langsung megahnya Istana Topcapi, tempat sejarah pejuang Islam yang bernama Muhammad Al Fatih – Sultan Mehmet II dan pasukannya yang pada masanya berhasil menaklukkan Konstantinopel, dan membawa kejayaan Islam pada tahun 1453. Kemenangan Islam saat itu merupakan realisasi perkataan Nabi Muhammad Shallallaahu Alaihi Wasallam sesuai dengan haditsnya yang mengatakan, “Sungguh, Kontantinopel akan ditaklukkan oleh kalian. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin penaklukannya, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan yang menaklukannya.”(H.R. Ahmad). Semoga kedepannya kami bisa diberi kesempatan meng-explore negeri ini dan bisa mempelajari sejarah islam disana.

Pada awalnyapun tidak terbesit oleh kami untuk bisa mengunjungi Turki dalam waktu dekat ini, jadi kami hanya membelikan novel komik berseri dengan judul Al Fatih, yang kemudian kami ceritakan kepada anak kami sebagai awal pengenalan buku selain kartu dan buku bayi yang sudah dimilikinya.

Siapa sangka, yang awalnya hanya mengisahkan, membolak-balikkan halaman demi halaman buku, dan bahkan beberapa lembarannyapun akhirnya tersobek oleh anak kami, Allah Subhanahu Wa Ta’ala  memberikan kesempatan untuk kami untuk berkunjung langsung kesana,  Turki. Perjalanan singkat satu hari ditemani Satu Tours memberikan kesan tersendiri bagi kami selama di Turki.

Perjalanan selama di Turki ini merupakan “bonus” dari perjalanan inti kami yaitu untuk melakukan perjalanan Umroh. Memutuskan berangkat Ibadah Umroh bersama anak sudah tentu harus tahu dan bisa menerima konsekuensinya, apalagi bila anak rewel saat kita sedang melakukan rangkaian ibadah Umroh,yaitu Thawaf dan Sa’i. Namun Alhamdulillaah, tiada daya dan upaya melainkan pertolongan dari Allah Semata, kami bisa melaksanakan ibadah dengan tenang, dan khusyuk Insya Allah.

Secara keseluruhan rangkaian perjalanan yang kami lakukan begitu berkesan. Allah memberikan kami sebaik-baiknya  teman perjalanan, baik dari jama’ah travel maupun pembibing travel sehingga perjalanan kami ini terasa exlusive. Kekurangan di beberapa hal bisa tertutupi dengan kebersamaan kami jama’ah dan pembimbing travel yang berjumlah 13 orang. Kemudahan dalam beribadah khususnya saat beribadah di Raudhoh, bersama muthowwif kami khususnya para akhwat betul-betul diberikan kepada kami waktu dan tempat untuk bisa beribadah dengan tetap tenang dan khusyuk ditengah padatnya Raudhah oleh jama’ah lainnya. Begitupun dengan pembimbing Umroh yang  menyampaikan ilmunya baik ketika City Tour serta pembinaan Umroh yang membuat kami mengerti dalam menjalankan ibadah sesuai dengan  Tuntunan Nabi Muhammad Sallallaahu Alaihi Wasallam. Semoga Allah Subhanahu Wa ta’ala senantiasa memberikan RahmatNya kepada beliau.

Bersyukur kepada Allah yang telah mengijabah do’a kami. Boleh dibilang inilah kekuatan sebuah do’a, bukankah ibadah yang paling utama adalah berdo’a, dan bukankah Allah mengabulkan permohonan orang-orang yang berdo’a apabila kita memohon padaNya? Berangkat ke Tanah Suci inipun diawali dengan Do’a yang kami panjatkan sejak  anak kami masih di kandungan, agar kami bersama anak kami bisa melakukan ibadah ke Mekah dan Madinah, dan Allah Subhanahu Wa ta’ala sudah menjawabnya. Benarlah Firman Allah dalam Al-Qur’an, “Maka nikmat TuhanMu yang manakah yang kamu dustakan?”.  Bersyukur yang tiada batasnya, kami yang bukanlah apa-apa dihadapanNya, namun Allah telah mengundang kami semua ke RumahNya. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima ibadah Umroh kami, dan kamipun bisa kembali lagi ke Tanah Suci untuk beribadah. Aamiin.