Paket Umroh Akhir Ramadhan, dari Satutours

Mau Lebaran, kenapa Umroh?

Kapankah waktu yang tepat untuk menunaikan ibadah umroh? Meski bisa dilakukan kapan pun, mungkin sebagian besar kaum muslimin akan menjawab: saat bulan Ramadhan. Jawaban ini tidak lepas dari sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa siapa pun yang berumroh di bulan Ramadhan maka itu sama saja pergi haji bersama Aku (Red : Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam).

Siapa coba yang tidak mau berhaji bersama Rasulullah?

Apabila ditanya lagi, kapankah lebih tepatnya? Di awal, pertengahan, atau akhir Ramadhan? Berbondong-bondong tentu menjawab, diKala kesempatan untuk memperoleh Umroh Lailatul Qadar bulan suci Ramadhan yaitu di sepuluh hari terakhir. Ketika suasana di Masjidil Haram menjadi lebih syahdu dibanding biasanya.

Sejak awal bulan Ramadhan, berjuta-juta kaum muslimin dipastikan akan memadati Masjidil Haram. Sebagian sekadar beribadah rutin, sebagian lagi menunaikan umroh-nya. Putaran Thawaf dan Sa’i tidak berhenti meski waktu telah masuk dini hari. Putaran tersebut hanya surut sejenak saat iqamat, tanda shalat fardhu siap ditegakkan. Sementara itu, sejumlah jamaah lain akan mengisi waktu di antara shalat-shalat fardhu dengan shalat sunnah, berdzikir, membaca Al-Qur’an, atau berdiskusi. Di beberapa sudut masjid biasanya terlihat jamaah yang saling melingkar untuk mendengarkan kuliah umum dari seorang syaikh atau imam masjid.

Masjidil Haram semakin ramai setelah shalat ashar ditunaikan. Penduduk dari Mekkah dan Madinah bergegas menyiapkan tempat dan hidangan sederhana bagi jamaah untuk berbuka puasa. Biasanya hidangan tersebut disajikan di atas selembar plastik panjang yang membentang bershaf-shaf. Ada Sahi dan Qahwa (teh dan kopi khas Arab), Ruhtab (kurma muda yang manis), roti Tamis (roti gandum), Laban (semacam yoghurt untuk cocolan roti Tamis), minuman Asir (sejenis sari buah), dan tentu saja air zamzam.

Para penduduk tersebut akan berlomba-lomba mengajak setiap jamaah agar bergabung di masjid bersamanya. Ajakan yang penuh keramahan sehingga pasti sulit ditolak.

Tepat saat adzan maghrib berkumandang, kaum muslimin dari berbagai bangsa dan negara lantas berbuka puasa. Masyarakat yang berbeda suku, bahasa, warna kulit, bentuk hidung saling menyantap hidangan yang telah disediakan. Semua melebur dalam satu aktivitas yang sama dan di tempat yang sama sehingga menciptakan pemandangan yang sangat menarik.

Uniknya, ketika iqamat menggema, para petugas masjid dengan sigap merapikan plastik panjang tadi. Dan dalam hitungan detik, seluruh jamaah siap menegakkan shalat maghrib.

Kesyahduan terus berlanjut ketika tiba waktu shalat isya yang kemudian dilanjutkan shalat tarawih. Para imam yang memimpin shalat biasanya akan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan begitu merdu dan menyentuh. Shalat tarawih dengan 20 rakaat dan 3 rakaat witir tersebut seperti kurang rasanya. Padahal dalam sekali shalat tarawih, para imam akan membaca habis satu juz Al-Qur’an. Hal yang mungkin jarang ditemui di masjid-masjid di Indonesia. Sehingga biasanya shalat tarawih akan selesai pukul sepuluh malam. Selepas itu, jamaah biasanya kembali ke penginapan masing-masing untuk makan besar atau sekadar beristirahat.

Khusus Umroh di sepuluh hari terakhir Ramadhan, jamaah akan kembali ke Masjidil Haram setelah menyelesaikan makan besarnya. Mereka bersiap-siap menunaikan shalat malam. Shalat malam ini biasanya dimulai pukul satu hingga pukul tiga dini hari. Bacaan Al-Qur’an pun dimulai dari surat Al-Baqarah lagi.

Puncaknya, tepat pada malam kedua puluh tujuh Ramadhan, lengkap sudah 30 juz Al-Qur’an dibaca sepanjang shalat tarawih dan shalat malam. Imam biasanya akan melantunkan doa yang sangat panjang untuk menandai selesainya (khatam) bacaan Al-Qur’an tersebut. Waktu 45 menit terisi dengan isak tangis dari segenap penjuru masjid. Setiap wajah banjir oleh air mata. Setiap bibir penuh dengan munajat dan istighfar. Setiap hati tak henti mengharap rahmat dari Allah Swt.

Meski begitu, umroh di akhir Ramadhan bukan tanpa resiko. Pertama dari segi biaya, karena biasanya ongkos umroh akan naik berkali lipat dibandingkan biasanya. Selain itu, jamaah yang datang akan sangat padat. Siapkanlah fisik dan mental yang prima sebelum memutuskan berangkat. Manfaatkan waktu siang untuk beristirahat yang cukup agar maksimal beribadah pada malam harinya.