Inilah Budaya Ramadhan yang Biasa Anda Lihat di Tanah Suci
Ramadhan tiba. Jutaan umat Islam di seluruh dunia menyambutnya dengan penuh suka cita. Masing-masing negara merayakannya dengan tradisi yang berbeda bahkan terbilang unik, tidak terkecuali tanah suci Makkah dan Madinah.
Ketika bulan suci datang, ada kegiatan-kegiatan menarik dari para penduduk setempat. Mau tahu apa saja? Inilah budaya Ramadhan yang biasa Anda lihat di tanah suci. Check it out!

-
Berbagi Makanan Berbuka
Hal yang satu ini sudah menjadi pemandangan lazim di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Biasanya seusai shalat ashar, shaf shalat hampir tidak berubah. Justru di depan shaf-shaf tersebut, diletakkan galon-galon kecil berisi air zamzam. Warga sekitar pun berlomba menyajikan hidangan berbuka, seperti kurma, teh arab, roti, dan nasi biryani beserta lauknya. Mereka juga ketap menarik jamaah travel umroh plus Turki Jakarta agar mau duduk dan segera menyantap makanan berbuka bersama mereka.
Semangat berbagi tersebut tentu saja merupakan implementasi dari janji Rasulullah dalam sabdanya,
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (Hr. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad)
Khusus di Masjidil Haram, para pemuda setempat akan menggelar semacam plastik panjang berwarna hijau. Plastik tersebut berfungsi sebagai alas makanan berbuka. Selesai makan, letakkan saja gelas, biji kurma, atau sampah lainnya di plastik itu. Seketika mereka akan kembali untuk menggulungnya, lantai pun tetap bersih.

Kehangatan berkumpul bersama jamaah lain terus bertahan hingga menjelang shalat isya. Agar tetap memperoleh tempat dan tidak shalat di pelataran, sebaiknya jamaah travel umroh untuk keluarga tidak kembali ke hotel. Barulah pulang setelah menunaikan shalat Tarawih.
-
Satu Juz per Satu Kali Tarawih
Sudah menjadi kebiasaan bahwa imam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi akan menghabiskan bacaan 1 juz Al-Quran per satu kali shalat Tarawih. Dengan demikian, jamaah bisa khatam Al-Quran tepat sebelum Ramadhan berakhir. Shalat Tarawih di tanah suci dilaksanakan sebanyak 20 rakaat dan ditambah witir 3 rakaat. Umumnya, satu kali shalat Tarawih memakan waktu dua jam.
Apakah jamaah travel umroh untuk keluarga tidak kantuk atau kelelahan? Mungkin, iya. Tapi lantunan merdu dari suara imam dan bacaannya yang tartil seolah memberikan energi positif untuk tetap berdiri. Apalagi, kita sedang berada di tanah suci dalam bulan suci, momentum yang belum tentu kita rasakan lagi tahun depan. Shalat hanya satu atau dua jam seperti tidak terasa karena saking syahdunya.

-
Meriam Ramadhan, Bangun Sahur, dan Sedekah
Makkah juga punya tradisi unik selama bulan puasa, salah satunya Meriam Ramadhan. Para penduduk umumnya memulai (1 Ramadhan) dan mengakhiri puasa (1 Syawal) dengan bunyi suara meriam.
Di samping itu, biasanya seorang warga ditunjuk untuk berkeliling di sekitar tempat tinggalnya. Ia bertugas mengingatkan warga lain untuk bangun sahur, mirip tradisi kentongan di Indonesia. Sedangkan setelah shalat Tarawih dikerjakan, sejumlah warga akan berkumpul di rumah kepala kampung. Mereka mengumpulkan dan mendistribusikan sedekah kepada orang miskin. Salut, ya!

-
Takbiran Berbeda
Jangan bayangkan menjelang Hari Raya Idul Fitri akan ada takbir keliling atau festival meriah di tanah suci. Sepanjang malam justru terasa seperti biasanya, tanpa ada acara khusus. Para jamaah travel umroh plus Turki Jakarta dan jamaah lain di Masjidi Haram maupun Masjid Nabawi hanya fokus beribadah, sebagian lagi kembali ke hotel untuk beristirahat.

Menariknya, ada hujan berkah di 10 hari terakhir sebelum lebaran. Cukup menunjukkan kartu pelajar atau paspor, banyak lembaga dan badan usaha akan membagikan THR kepada Anda secara cuma-cuma, loh.